♥ Jurnalistik Baru ( New Jurnalism ) ♥
Menurut,Jacob Oetama dan Atmakusumah:
1. Jurnalisme Empati (Emphaty Journalism )
Jurnalisme yang erat kaitannya dengan rasa empati dan iba wartawan yang tumbuh ketika melakukan tugas jurnalistik. Wartawan harus bisa membangun rasa empati dengan narasumber.
Contoh : Kasus penderita AIDS, melalui penelusuran wartawan dapat mengungkap secara personal penyebab korban menderita AIDS dilihat dari berbagai faktor.
2. Jurnalisme Kekerasan/Perang ( Violence Journalism )
Pemberitaan ini hanya terfokus pada arena atau tempat terjadinya konflik kekerasan dengan menonjolkan informasi (dampak fisik dari kasus tersebut) dan lebih mengeksploitasi kekerasan yang tampak. Dalam pemberitaannya wartawan menggunakan teknik Violence journalism yang memungkinkan ikut larut dalam emosi untuk memihak pada salah satu kelompok yang berkonflik dan wartawan bisa menilai secara sepihak.
Contoh :
Lengsernya Soeharto mengakibatkan tewasnya beberapa mahasiswa Trisakti, dalam pemberitaan media menggambarkan kekerasan yang dilakukan aparat dalam membantai mahasiswa.
3. Jurnalisme Perdamaian ( Peace Journalism)
Merupakan jurnalisme modern yang berpegang pada asas imparsialitas ( kebenaran ) dan faktualitas ( berdasarkan fakta ). Jurnalisme damai dirumuskan oleh wartawan senior John Galtung, Rune Ottosen, Wilhem Kempt dan Maggie O’Kane, tujuannya untuk mencegah kekerasan di masyarakat. Jurnalisme ini mengajarkan wartawan untuk tidak turut dalam bagian pertikaian merupakan bagian dari pencari solusi.
4. Jurnalisme Advokasi ( Advocacy Journalism )
Merupakan kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan dengan cara menyatukan opini ke dalam berita. Berdasarkan hasil reportase, wartawan mengarahkan fakta untuk membentuk opini public. Penulisan jurnalistik advokasi lebih mempercayai objektifitas fakta dari berita yang dicampur dengan pikiran wartawan. Penyajiannya lebih banyak ditujukan untuk kepentingan tertentu yang disajikan dalam bentuk pemberitaan fakta dan peristiwa.
5. Jurnalisme Alternatif ( Alternative Journalism )
Kegiatan jurnalistik ini biasanya dilakukan untuk penulisan berita yang menyangkut publikasi internal, misalnya tulisan-tulisan yang khusus menampilkan hasil liputan untuk mengkritik terhadap seseorang yang lebih personal. Pemuatan jurnalistik alternative membentuk sekelompok audience yang dijadikan target konsumen dengan tujuan memukul penguasa di suatu daerah tertentu. Jurnalisme alternative adalah cerminan suara rakyat dan merupakan sebuah medium perjuangan, biasanya bermuatan kritis terhadap kemapanan ( status qou ). Isinya tidak memuat pernyataan pejabat melainkan menyuarakan dan memberi empati kepada rakyat. Sekain itu merupakan penggabungan antar unsur kebebasan dan control diri pada tanggung jawab social.
Contoh :
KASUS SRI MULYANI, DIEXPOSE KE PRIBADINYA YANG DIAMBIL DARI SEBUAH KASUS ( BANK CENTURY). PENAWARAN YBS DARI BANK DUNIA MENDAPAT RESTU DARI PRESIDEN YANG KEMUDIAN MASYARAKAT AKAN MENYOROTI DR SISI SRI MULYANINYA MELOMPAT KE BANK DUNIA.
ALTERNATIF DISINI ADALAH MASYARAKAT AKAN MEMBERI PERHATIAN DISISI LAIN DARI KASUS CENTURY. BISA JADI ALTERNATIF PENYIARAN INI MERUPAKAN RENTETAN PENYELESAIAN SEBUAH PERMASALAHAN DAN INI DIPENGARUHI PENGATURAN KEBIJAKAN.
6. Jurnalisme Presisi ( Precision Journalism )
Merupakan kegiatan jurnalistik yang menekankan pada ketepatan (presisi ) informasi dengan menggunakan pelaporan ilmiah dengan tujuan agar hasil laporan lebih representatif. Liputan jurnalistik presisi menggunakan metode ilmiah yang terencana dan sistematis.
7. Jurnalisme Sastra ( Leterary Journalism )
Kegiatan jurnalistik dengan memasukkan unsur reportase secara inovatif, gaya penulisannya tidak hanya berdasarkan feeling tetapi ditunjang oleh riset sehingga wartawan tidak hanya mengandalkan liputan berdasarkan hasil interview. Jurnalistik sastra menggunakan gaya penulisan tutur untuk reportase human interest. Pers banyak menggunakan liputan ketegangan situasidengan menerapkan konsep penulisan liputan bergaya sastra.
Contoh :
Ketika itu kira-kira pukul dua siang , saya sedang menikmati secangkir kopi di sebuah café, tiba-tiba sebuah bom meledak meluluhlantakkan penghuni café yang tak berdaya….
::: Syarat/kritik terhadap jurnalistik baru sebagai berikut :
1. Jurnalistik baru membutuhkan keberanian yang lebih, ini tidak semua
bisa dilakukan oleh semua jurnalis.Menjadi jurnalis baru tidak hanya harus terjun ke medan yang riskan tetapi juga bagaimana dia harus menggambarkan secara detail dan hidup tanpa investigasi ke semua fakta yang berkait.
Contoh :
Jurnalis baru ketika masuk ke Gerakan Aceh Merdeka, konflik Maluku yang mengatasnamakan agama yang melibatkan dua surat khabar bertikai (suara Maluku dan Ambon Press ).
2. Jurnalisme baru memerlukan keahlian menulis yang merupakan paling utama. Jurnalisme baru menuntut banyak hal dalam menulis yaitu membahas dari banyak sisi, mesdeskripsikan sebanyak mungkin objek yang dilihatnya dan memberikan karakter ynag khas bagi setiap tokoh pada tulisannya.
3. Jurnalisme baru, tulisannya sangat panjang karena untuk bisa menggambarkan permasalahan secara beragam dan detail tidak bisa dalam tulisan singkat.
4. Jurnalisme baru penulisannya harus mendalam dengan melalui proses riset yang panjang dan melibatkan banyak nara sumber.
Contoh :
Wartawan ketika melihat oang tersenyum dalam menghadapi peristiwa, harus bisa menjabarkan secara detail arti senyum tersebut baik dari bahasa verbal maupun non verbal.
0 komentar:
Posting Komentar
Please comment after read this articel. Thank you :)